Saturday, April 21, 2012

MET YOU IN JAPAN (Love Short Stroy)


  

"TIMES TO GO"

" lama amat sih..buruan, ntar qt ketinggalan pesawat" teriak Chiwa yg Sudah stand by d mobil kpd adiknya yg masih berada dalam rumah.
" iya, iya.. Rewel amat. Orang gw yg mau ketemu AMA pacar gw. Malahan loe yg udah ngebet banget pergi." jawab adiknya, Ime sambil menenteng tas bawaannya.
" emangnya napa? Ini udah jadi cita2 gw.. Dan gak bakalan gw lewatin!" ujarnya dengan penuh semangat.
Ime hanya memainkan mulutnya lalu masuk kdlm Mobil.
"eit, sebelum brngkat, cek kelengkapan dulu" ucapku.
Ime lalu mengambil sebuah tas kecil Dan membukanya.
" paspor?" ucapku memulai.
" ada!"
" visa?"
" siap"
" tiket?"
" siap, pulang pergi" ucapnya sambil menunjuk kedua tiket tersebut.
"uang cash bwt ditukar?"
" ada... 5 juta!"
" ok, semua clear! jepang, here we come!" dengan semangat 45 chiwa berteriak.
***
Kurang lebih 3 hari perjalanan yg harus Chiwa Dan adiknya,Ime untuk bisa sampai di Jepang. Perjalanan ini sungguh tidak diduga sebelumnya oleh Chiwa. Dia berpikir bahwa impiannya untuk menginjakkan kaki di negara sakura hanya tetap sebgai impiannya saja. Tapi kali ini impiannya terwujud. Ini berkat adiknya yg kurang lebih setahun berpacaran dengan orang jepang. Dan saat ini pacarnya mengajak mereka untuk berkunjung kenegaranya Dan Tentu saja Chiwa tidak ingin melewatkan kesempatan berharga ini. 
Chiwapun tidak segan2 menyiapkan segala sesuatu dengan baik, terutama penampilannya. Sebulan sebelum hari H, program diet dia lakukan karena menyadari berat badannya yg malu-Maluin. Pergi kesalon bwt ubah gaya rambut. Dan membeli beberapa setelan baju yg bergaya jepang agar bisa membaur dengan keadaan kehidupan remaja disana.  Chiwa juga tidak lupa membawa buku percakapan sehari-hari dalam bah. Jepang. Tapi dia tidak terlalu khwatir untuk berkomunikasi disana karna dia Sudah dibekali dengan penguasaan Bahasa inggris yg cukup sebagai tourist. Lagipula jepang adalah negara maju, gak mungkin kalo mereka masih buta bah.Inggris.
Balik lagi kecerita, Chiwa Dan adiknya tiba dijepang. Pacar Ime, adiknya Sudah menunggu mereka di tempat kedatngan. Seperti biasa pasangan yg lama gak ketemu Dan long distance pasti langsung melepas rindu, peluk-pelukkan. Tapi Chiwa tidak terlalu peduli dgn itu, dia hanya terfokus dengan kemewahan bandara Narita. Matnya terus mengelilingi bandara tempat dia berpijak sekarang. Narita Airport yg begitu megah Dan mewah sekarang Sudah didepan mata. Chiwa Sudah tergagum2 baru hanya melihat bandaranya, bagaimana jika dia Sudah mengelilingi ibukota jepang nanti. 
" ayo kemobil.. Kita istirahat dirumahku. Pasti capek dari Indonesia" ujar pacar Ime yg membuyarkan pandangan Chiwa dari kemewahan bandara.
" oo, ok" jawabnya kaku. Dalam keadaan berjalanpun dia masih melihat-lihat atas kiri kanan dari bandara. Benar2 seperti orang kampung masuk kota.
Dalam perjalanan kerumah pacar Ime, mata Chiwa seperti tidak pernah berkedip. Terus menatap keindahan jepang malam hari. Begitu banyak layar2 besar di setiap gedung pencakar langit yg mereka lewati. Sampai akhirnya chiwa melihat gedung bertulis 904.
" apa kita Sudah dishibuya?" tanya Chiwa yang menyadari bahwa gedung tersebut berada di Shibuya, seperti yg diketahuinya .
" yup, inilah shibuya. Pusat perbelanjaan terbesar  di Tokyo. Begitu padat Dan ramai. Besok kita akan jalan2 disni!" jawab Pacar Ime yg sedang mengendarai Mobil.
" apa tidak bisa sekarang?" ucapku Sudah tidak sabar menunggu sampai besok hari.
" ahah.. Sepertinya Chiwa Sudah tidak sabar ya ingin jalan-jalan? Kalo qt jalan2 sekarang, waktunya hanya sedikit. Kalau besokkan seharian penuh kita bisa kelilingi shibuya,bukan begitu?" jelasnya.
" great idea" 
Sesampainya dirumah pacar Ime, kami dijamu dengan makan malam dengan menu yg sangat banyak. meja tertutup dengan hidangan2 yg dikelurakan oleh keluarganya. Ingin rasanya Chiwa menyantap semuanya. Tapi malulah Sama kelurganya. Setelah makan, kami bercakap2 Dan tentu saja diterjemahkan oleh pacar Ime. Dan Chiwa juga mencampurnya dengan Bahasa inggris.
Sungguh malam yg menyenangkan. Tapi hari  menyenangkan yg sebenarnya sedang menunggu. 

"1st DAY"

Hari yg ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.
" Chiwa...buruan, kita udah mau berangkat nih" ucap Ime sambil mengetuk pintu kamar Chiwa yg Sudah lama ditunggu. 
" Iya, iya.. Bentar lagi. Kalian tunggu d Mobil aja!" balasnya Dr dalam kamar.
" jangan lama-lama ya! Klo gak kita tinggalin" ancamnya.
" iya,bawel!" 
Tak lama Chiwa keluar dari rumah Dan menghampiri Ime Dan pacarnya yg menunggu d Mobil. 
" sory, sory..lama ya?"
" loe dandan ato lagi semedi sih? Kok lama amat?" kesal Ime tapi tersontak kaget dengan dandanan kakaknya.
" wa, loe gak sakit kan?" ucapnya sambil meraba dahi Chiwa.
" gak, napa?" herannya.
" tumben banget loe gaya kayak gini. Biasanya klo m keluar cm pake oblong AMA celana pendek doank!" 
" yaelah...gaya dikit napa? Mumpung lagi djepang, fashionstyle harus ditingkatkan. Yg penting gak menorkan gaya gw?"
"mm.. Gak juga sih!"
"ok, kalo gitu qt let's go" teriak Chiwa semangat.
Tujuan mereka hari ini adalah ke Shibuya. Seperti yg Sudah dijanjikan pacar Ime. Disana mereka akan belanja sepuasnya sesuai kantong.
Mereka akhirnya tiba di shibuya. Kebetulan mereka datang pada hari weekend jadi di shibuya padat dengan masyarakat lokal maupun turis seperti mereka. 
Selain belanja mereka juga melihat remaja2 jepang yg berpakaian ala harajuku Dan kimono. Moment seperti ini tidak bisa dilewatkan oleh Chiwa. Dia mengajak mereka foto bersama Dan meminta alamat FB mereka jika punya supaya bisa lebih akrab lagi. Mereka berbelanja kaos, souvenir2, tas, topi, spatu. Pokoknya barang2 yg jarang mereka lihat d Indonesia.  
tak lupa juga, pacar Ime membelikan makanan2 untuk cemilan sambil berjalan melihat2. Dan siangnya kami makan di salah satu restoran pinggir jalan yg menyediakan makanan Bento. 
Chiwa tidak pernah berhenti tersenyum Dan tertawa. Di benar2 menikmati liburannya. 
Selesai makan, mereka berencana akan mengunjungi Tokyo tower. Tapi, Ime teringat akan satu barang yg ingin dibelinya. Jadi kami kembali berkeliling shibuya. 
Kami Sudah mengunjungi toko satu ketoko lainnya, tapi mereka tidak menjual apa yg ingin dibeli Ime. Chiwa saja tidak apa yg ingin dibeli adiknya. Kaki chiwa akhirnya mulai merasa pegal. Dan jalannyapun agak melambat, sehingga dia jalan dibelakang Ime Dan pacarnya.  " aduh, kaki gw udah mulai pegal lagi" geritunya dlm hati. 
Tiba-tiba sebuah bunyi sentakkan keras mengagetkan Chiwa. diapun menengok keasal suara tsb. Ternyata koki kios mie didepannya sedang mengadakan atraksinya dalam membuat mie. Chiwa sangat tertarik melihatnya lalu mengambil beberapa gambar dari pertunjukkan gratis yg dilihatnya. Dan tanpa dia sadari, dia Sudah tertinggal  jauh dari Ime Dan pacarnya. 
Akhirnya yg tadinya gulungan terigu sekarang Sudah menjadi untaian mie yg siap untuk direbus diair panas. Chiwapun memberikan applause kpd koki tersebut. Koki tersebut hanya bisa tersenyum Dan kemudian menyuruh Chiwa untuk masuk kedalam kiosnya. 
" me?" ucapnya dalam Bahasa inggris.
Koki itu hanya mengangguk. Chiwa takut untuk menolak ajakannya. Dan akhirnya bersedia masuk walaupun masih bertanya-tanya. 
" yes?" tanyanya.
" taste..." pinta koki itu sambil memberikan segulung mie yg baru direbus itu kepada Chiwa.
" ooo, ok" Chiwapun dgn tidak sungkan menyantap mie hambar yg hanya direbus tanpa bumbu apapun. Tapi...
" wow, this is good. Delicious. The tekstur is soft. I like it. Mm.. Oishi" ucap Chiwa dengan begitu senang.
" aaa.. Oishi desu?" tanyanya.
" yes." chiwa tersenyum ramah. Chiwa lalu teringat dengan adik Dan pacarnya yg disangkanya masih berada disampingnya. " hey, me, Cobain deh mie..." Chiwa kaget, ternyata yg disebelahnya bukan mereka tapi orang lain. 
" oo, sorry. I'm sorry!" ucapnya malu. Chiwa lalu menengok kekanan Dan kekiri tapi tanda2 kehadiran mereka tidak nampak. Chiwapun mulai cemas. Garpu yg dipegangnya dikembalikan. "thank you" lalu sgera berjalan meninggalkan tempat tersebut.
" Ime...Ime.." Chiwa mulai berteriak memanggil adiknya. Chiwa panik stengah mati, dia gak tau sma skali daerah sini. Kemudian Chiwa teringat dgn HPnya. Dia lalu mencari nama adiknya di phonebook tapi dia sadar kalo nomor ini tidak bisa digunakan.  
" duhh.. Mereka dimana? Imeee?? Nino?" Chiwa terus berjalan sambil berteriak memanggil mereka ditengah keramaian Dan banyaknya orang yg memandanginya. Dia Sudah tidak peduli dengan semua itu Dan Sudah tidak peduli tempat dia berada sekarang. Yang utama sekarang dia bisa cepat menemui mereka sebelum Hal buruk menimpanya. Dia terus berjalan menengok kesetiap toko/kios yg dilewatinya tapi tetap nihil. Mencari bantuan kepada polisi yg kebetulan lwat juga percuma. Dia tidak terlalu mangerti Bahasa inggris. Liburan yg menyenangkan akhirnya berakhir dengan kecemasan. 
---
Chiwa mulai putus asa Dan capek, haripun mulai gelap. Kakinya mulai pegal. Chiwa akhirnya menghentikkan pencahrian dan menyandarkan diri di tiang listrik yg ditemuinya. Dia masih berada di sekitaran shibuya tapi lorong yg dia berhenti saat ini tidak terlalu ramai karna hanya beberapa kios yg buka. Chiwa kemudian sedikit memijat2 kakinya Dan melirik kekanan Dan kekiri untuk melihat kmungkinan kehadiran mereka. Saat ini Pikirannya gelisah dan campur aduk. Sampai kapan gw harus mencari mereka? Bagaimana jika gw gak bisa menemukan mereka?. Sementara pikirannya penuh dgn tanda tanya, dia tidak menyadari seseorang sedang mengamat-amatinya dari jauh. Pria tersebut kemudian berjalan menghampirinya Dan sepertinya pria ini akan berniat jahat terhadap Chiwa. Dia lalu menghampirinya lalu berbicara kepada Chiwa menggunakan Bahasa jepang. Chiwa kaget dengan kehadiran pria asing ini. Apalagi setelah dia berbicara dengan Bahasa jepang, Chiwapun semakin gugup. 
" a'..I'm sorry,  I don't understand what you saying?!" balasa chiwa menggunakan Bahasa inggris. 
Pria itupun sedikit kaget lalu menyadarinya. 
"oow, tourist?? What r u doing here alone?" balasnya dlm bah.Inggris. 
" wow, Bahasa inggrisnya lebih lancar dari polisi tadi!!" ucapku dalam hati. 
" i'i'mma..." 
" are you lost, pretty girl?" ucapnya yg Sudah mulai tidak masuk akal sambil mencolek lengan Chiwa. 
Chiwapun mulai tidak nyaman dengan pria ini Dan perlahan menjauh. Tapi dia terus menggodanya. " hey, what about I bring you to a near hotel? Or maybe u can stay in my house??" rayunya sambil memegang lengan Chiwa.  Chiwa Sudah tidak nyaman lagi Dan dengan cepat melepas genggaman pria itu. 
"I'm sorry, I have to go..." ucap Chiwa lalu berlari kecil dari tempat itu. Tapi dengan cepat pria itu kembali memegangnya Dan mulai memaksa Chiwa. Ketakutan yg slama ini diduganya akhirnya terjadi. Pria itupun semakin kuat mengenggam Chiwa. Chiwa mulai berontak saat itu. Dan akhirnya dengan sedikit keberanian, Chiwa dengan keras menginjak kaki pria itu dengan high heels yg dipakainya. Pria itu sontak berteriak Dan melepaskan genggamannya. Kesempatan inipun tidak dilewatkan. Chiwa berlari dengan sekencang-kencangnya dengan tentengan tas belanja dikedua tangannya. , dia terus berlari menjauh dari pria itu. Chiwa mencoba menengok kebelakang untuk melihat apa pria itu tidak mengejarnya atau tidak. Tapi ternyata pria itu mengejar Chiwa dengan tampang penuh amarah. Chiwa lebih takut Dan menambah kecepatannya. Dia terus berlari dan berlari. Dia tidak tahu akan bergini jadinya liburan yg slama ini diidam-idamkannya. Air matapun mulai keluar dari kelopak matanya. 
" God helps me!" teriaknya. Tapi, tiba-tiba "BUUK!" Chiwa menabrak sesuatu didepannya, dia terjatuh Dan tersungkur dijalan. Tas belanjaannya berserakan dijalan " apalagi sekarang?". Dia lalu mengangkat kepalanya melihat apa yg baru disambarnya. Seorang cowok ganteng berdiri didepannya sambil menatapnya dengan tatapan terkejut.
" Angel.." ucap Chiwa perlahan. Cowok itu lalu mengulurkan tangannya Dan berbicara kepada chiwa dgn Bahasa jepang. Chiwa tidak perduli lagi dengan ucapannya
" oo, thanks God..please,help me!! there's a guy that cheasing on me!  He would try to kill me, please help me!" Chiwa betul2 ketakutan, tangannya gemetar memegang tangan pria itu. Air matanya terus keluar. 
Pria itu diam menatapnya, antara percaya Dan tidak percaya tapi setelah Chiwa berpaling, dia melihat dari kejauhan pria yg mengejarnya mulai mendekat. 
" that, that's the guy. Please help me. I don't know if u understand what I..." tiba2 pria itu menggenggam tangan Chiwa Dan membawanya kedalam gang sempit yg berada disamping mereka. Pria yang mengerjarnya berhenti berlari tepat didepan mereka. Dia mencari-Cari kemana Chiwa pergi. Cowok yg menolongnya segera ambil tindakan dengan menutupi chiwa dengan badannya yg tinggi tegap.
" be quite!" ucap cowok itu dengan tampang serius tapi pesonanya tetap nampak. Chiwa menurut saja, hidupnya bergantung pada cowok ini. 
Cowok itu menoleh kebelakang untuk melihat apa pria itu masih disana. dan tentu saja sewaktu dia menoleh pria itu sedang menatapnya dengan tatapan curiga. Pria itu mulai curiga lalu perlahan menuju kearah mereka. Cowok itupun kaget Dan bingung harus bertingkah apa. Tapi kemudian dia meletakkan kedua tangannya kedepan Dan berbicara kepada pria tersebut dgn Bahasa mereka. Pria itupun tampak kaget Dan menunjukkan wajah yg aneh lalu menjawabnya Dan pergi begitu saja. 
Cowok itupun membuang nafas lega Dan memberikan sedikit ruang kepada chiwa. Chiwa tidak melihat dengan siapa dia berbicara, Chiwapun bertanya kpd cowok itu " mmm... Who is it? Is it that guy?" tanyanya. 
" yes" ucapnya singkat. 
" really? Then.. Why he just go? What did u just told to him?" kagetnya. 
" I just told him that I'm peep" jawabnya tanpa malu. 
" w,what? U told that... Hmmp,hmmp..( chiwa mencoba menahan tawanya)we,well.. that's a good answer, I think!" ucapku untuk membuat alasannya terlihat sempurna. 
Cowok itu hanya diam saja sambil berjalan keluar dari gang tersebut. Chiwa lalu mengikutinya.
" bdw.. Thanks, thx a lot!" 
Pria itu tidak menjawab dan terus melangkah. Chiwa lalu berpikir mungkin lebih baik jika dia menjawabnya dengan Bahasa mereka. 
" a, arigatou gozaimasu!" ucapnya sambil menundukkan kepala. 
Cowok itu menghentikkan langkahnya kemudian berbalik melihat Chiwa. Chiwa yang menyadarinya kemudian mengangkat kepalanya. " am I right?" ucapnya sambil tersenyum. 
Cowok itu tidak merespon. Sepertinya dia cowok yg sentiment Dan tidak pernah tertawa. Tapi itu membuatnya terlihat keren. 
" u a tourist, right? Why you here alone and cheasing with a bad guy? Where's the hotel that u stay?" tanyanya dengan tatapan serius. 
Chiwa terdiam sejenak. Sepertinya cowok ini begitu serius, menjawab trima kasihnyapun tidak. "gw kira orang2 jepang ramah2?" ucapnya dalam hati.

(selanjutnya percakapan dicampur dengan Bahasa Indonesia karena keterbatasan penulis dalam bahasa Inggris)

" ªa̲̅kц  ) tersesat dengan adik Dan pacarnya dan Sudah hampir 3 jam mencari mereka. Tapi hasilnya nihil. Sewaktu ªa̲̅kц  ) lagi istirahat pria itu datang menhampiri Dan mulai menggodaku. Karna takut, ªa̲̅kц  ) injak saja kakinya Dan segera lari. Mungkin karena itu dia marah lalu mengejarku" terang Chiwa dengan wajah sedih.
" kenapa ĸamu tidak kembali ke hotel saja?" 
" ªa̲̅kц  ) tidak menginap di hotel. ªa̲̅kц  ) Dan adikku menginap dirumah pacarnya. ªa̲̅kц  ) baru saja tiba semalam. Jadi, tidak hafal daerahnya"
Cowok itu hanya diam seperti memikirkan sesuatu. " lapor kepolisi?" tanyanya.
" percuma. Mereka tidak mengerti bah. Inggris" 
" kalo begitu kita coba lagi. Nanti saya bantu  menjelaskan kepada mereka" jelasnya. 
Chiwa hanya bisa mengangguk setuju Dan mengikuti cowok itu menuju pos pilsi terdekat. 
Tapi alhasil...
" tutup?" heran chiwa. Tapi chiwa tidak pantang semangat Dan mencoba memanggil Dan menggetuk pintu. Karena ini tinggal satu_satunya Cara agar bisa pulang dengan selamat. 
" kok bisa mereka Sudah tidak ada jam begini?" heran cowok tersebut.  
Sementara Chiwa tetap terus mengetuk Dan berteriak. Dia yakin bahwa ada yg bisa menolongnya. 
" hey, hey, percuma... Mereka Sudah pulang!" ujar cowok itu. 
" gak, mereka gak boleh pulang...ªa̲̅kц  ) harus bertemu dengan mereka. Ini satu2nya Cara agar ªa̲̅kц  ) bisa pulang. Hallo,apa ada orang? Polisi? Siapa saja?" jawab Chiwa sambil kembali berteriak memanggil.
Cowok itu membiarkan chiwa melakukan tindakan bodoh itu sampai akhirnya dia capek Dan pasrah. Chiwa yang Sudah tidak kuat lagi menghadapi masalahnya hanya bisa duduk Dan menundukkan kepalanya. 
" sekarang ªa̲̅kц  ) harus bagaimana?" ucap chiwa dengan lesu.
" kenapa harus jadi serumit ini untuk membantu orang asing?" ucap cowok itu sambil menggaruk2kan kepala.
" apa?" tanya chiwa heran.
" coba deh kamu bongkar lagi tasmu, siapa tau ada petunjuk atau sesuatu mengenai rumah yg ĸαℳΰ tinggali!" ucap pria itu mencoba mencari jalan keluar yg lain.
Chiwa menurut saja lalu, dia mengeluarkan seluruh barang yg ada didalam tasnya kelantai lalu membuat mereka masing-masing berjarak, sehingga tidak ada satupun yg tidak terlihat atau terselip. Tapi  sewaktu dia mengangkat handphonenya, secarik kertas tergeletak dibawahnya. Chiwa lalu mengambilnya Dan membukanya. 
" ketemu!" ucapnya girang sambil mengangkat kertas itu. 
" ini alamat rumahnya!" dengan senyum lebar ªa̲̅kц  ) membaca alamat yg tertulis disitu. Chiwa ingat sebelum berangkat adiknya menaruh sepucuk kertas didalam tasnya, tapi mungkin karena sedang girangnya dia tidak sempat mendengar yg dikatakan adiknya kalo dia telah memberikan alamat rumah pacarnya jika nanti kita terpisah. 
" apa ĸαℳΰ mau membantuku skali lagi?" ucapnya dengan maksud untuk menolongnya mencari alamat tersebut. 
" berikan alamatnya!" pintanya.
Cowok itu lalu menengok kejam tangannya. " kayaknya gak bisa?"
" kenapa?" 
" skrang Sudah jam 9. Dan untuk kesana butuh waktu satu jam. Pasti mereka Sudah tidur waktu itu. Dan orang jepang tidak senang ada tamu yg datang tengah malam" penjelasan cowok itu membuatnya patah arang. Satu lagi jalan keluar yg gagal.
" a'apa? Lalu..ªa̲̅kц  ) harus bagaimana? Apa ªa̲̅kц  ) harus tidur dijalan untuk menunggu sampai besok? Itukan tidak mungkin!" rengeknya.
" ĸαℳΰ ini turis atau bukan sih? Apa baru kali ini ĸαℳΰ jalan2 keluar negri? Gampang saja, tinggal Cari hotel untuk menginap" bentak cowok itu. 
" apa ĸαℳΰ harus membentakku seperti itu? ªa̲̅kц  ) kira orang2 jepang ramah2..ternyata seperti ini sikap mereka!" kesal Chiwa yg Sudah capek malah dibentak oleh cowok yg baru kenal dgnnya sejam yg lalu. Chiwa rasa itu juga solusi yg benar. Tapi Chiwa harus mengecek dulu dompetnya, apa dia masih punya uang yg cukup untuk menginap di hotel. Chiwa belum terlalu paham keuangan dijepang. Dia keluarkan semua lembaran kertas di dompetnya Dan menunjukkan kepda cowok itu.
" apa ini cukup untuk menyewa kamar semalam?" tanyanya. 
" 100 yen?  hotel mawar aja harganya 300 yen" terang cowok itu stelah menghitung uang chiwa. 
Chiwa hanya bisa diam dengan wajah yg begitu murung. Sudah cukup banyak masalah yg dia hadapi hari ini. Pikiran Dan fisiknya Sudah tidak mampu lagi untuk bertahan. Capek Dan stress, itu yg dirasakannya sekarang. 
" well, it's over. Tonight I will sleep in here!" ucapnya dengan begitu putus asa.
Cowok itu sedikit terkejut dengan ucapannya. Chiwa lalu menatap cowok itu Dan tersenyum. 
" thx for helping me! You can go now. I'm sorry if I distrubing you" ucapnya tersenyum tapi terlihat berbeban. 
Cowok itu hanya bisa diam. Rasa iba mulai tumbuh dihatinya. " mana mungkin ªa̲̅kц membiarkan wanita ini? " ujarnya dlm hati.
Dia lalu meraih tangan chiwa. Chiwa kaget lalu mengangkat kepalanya. 
" I can't leave you here!" ucapnya sambil mengangkat Chiwa Dan menggandeng mengikutinya. 
" where are we going?" tanya Chiwa. 
" my apartment!"  
" what? No!" chiwa lalu melepaskan genggaman cowok itu. 
" no, I can't... We just met and.. And you just help me to much. So I don't want to...!".  Ucapan chiwa belum selesai tapi cowok itu kembali menyeretnya. 
" I say no!" teriak chiwa. " we just met, I don't know you at all, so..." 
" so you think I'm a bad guy?" 
" no, I just..."
" stelah ªa̲̅kц  ) membantumu?" 
" I..." 
" well, ok fine! Whatever...it’s your choice! Aku tidak akan memaksamu untuk ikut denganku. Tapi aku Cuma mau bilang hati-hati” ucapnya.
“ hati-hati?” 
“ setahuku jam-jam seperti ini tempat ini akan menjadi tempat berkumpulnya orang-orag jahat. Mereka biasanya melakukan aksinya pada saat suasana mulai sunyi. Dan sudah pasti cwek sepertimu akan menjadi sasaran empuk mereka. Mereka akan membawamu kemarkas  mereka. Merampok barang-barangmu, memperkosamu dan ada kemungkinan mereka akan membunuhmu. Jadi berhati-hatilah! Aku pergi dulu. Selamat malam” cowok itu sepertinya ingin membuat Chiwa mati bediri dengan ucapannya. Dia begitu mudah mengucapkan hal-hal seperti itu kepada Chiwa yang sama sekali buta denga kehidupan malam shibuya. 
” kau tidak serius mengatakannya, kan?” tanya Chiwa yang tidak percaya.
“ terserah kalau kau mau mempercayainya atau tidak. Tapi aku sudah tinggal disini sejak aku masih bayi dank au baru saja sehari tinggal disini. Siapa yang lebih kau percayai? Aku atau dirimu?” ucapnya menyakinkan.
Chiwapun terdiam. Bingung harus mengabil keputusan apa. Semua ucapan cowok itu benar. Tidak ada alas an lagi bagi Chiwa untuk menolak. 
“ baiklah, aku per…” belum selesai Cowok itu bicara, Chiwa langsung memotongnya.
“ tu,tunggu… baik. Aku akan menginap dirumahmu!” ucapnya sambil berdiri, mengambil tas bawaannya dan menghampiri cowok tersebut.
“Kita akan naik bus!” ucapnya. 
***
 Mereka duduk berdampingan dalam bus. Karena malam mulai larut, penumpang dalam buspun hanya sedikit. Mereka duduk dibarisan kedua dari belakang. Chiwa terus memandang keluar jendela, melihat gemerlap malam Shibuya dan sekitarnya. Train centre jepang yang tidak pernah tidur. Namun sebenarnya pikiran Chiwa saat ini bukan berpusat pada apa yang dilihatnya tapi pikirannya terus membayangkan cowok yang sekarang duduk disampingnya, memikirkan pengalaman buruk yang baru saja dihadapinya. Entah apa yang akan terjadi jika dia tidak bertemu dengan cowok yang disebutnya sebagai ‘angel’. Dan memikirkan bagaimana nantinya jika dia akan tidur dijalan sendirian, kedinginan dan dihantui dengan orang-orang jahat yang tidak tahu kapan akan datang melukainya. Betul-betul perjalanan yang sangat tidak diperkirakan dan diharapkan oleh seorang turis sepertinya. Semua beban dipikirannya membuatnya sedikit sakit kepala. Chiwa hanya bias membuang nafas dengan wajah yang putus asa yang tidak dia sadari dilihat oleh cowok itu.
” kau baik-baik saja?” tanyanya.
“ ya? Oo, ya. Aku baik…baik saja!” jawabnya dengan senyuman yang dipaksa. 
Cowok itu lalu kembali menegok kedepan.
“ sudahlah chiwa. Lupakan saja yang sudah lewat. Hadapi saja kedepan. Yang penting sekarang loe udah punya tempat untuk tidur dan ada seseorang yang akan membantumu. Jangan bersedih terus. Semangat!!” ucapnya dalam hati untuk membagkitakn kembali semangat dalam diri. Dan chiwa mengembangkan senyuman semangat diwajahnya. Dia lalu menengok cowok tersebut. Mungkin dengan sedikit percakapan akan menghilangkan suasana canggung ini.
” o ya. Kitakan belum berkenalan” ucap chiwa sambil menatap cowok itu dengan senyuman. “let me introduce myself, my name is Chiwa!” lanjutnya lalu memberikan tangannya. Tapi kemudian dia teringat dengan sesuatu “ oya, I know how to do it in Japanese. Konbanwa…watashi wa Chiwasan desu, douzou yoroshi….ku… o…neng…onengaishimasu” ucap chiwa yang mencoba memperkenalkan dirinya dengan bahasa jepang tapi sedikit terbata-bata karna mulai lupa. 
Namun aneh, cowok itu terlihat kaget mendengar ucapan chiwa. Apa karena bahasa jepang chiwa yang salah atau karena dia mengenal nama tersebut?
“kenapa? Apa aku salah mengucapkan bahasa jepangnya? Tapi yang kuingat, itu yang kupelajari waktu SMA” ujar Chiwa yg sedikit bingung.
“ apa? Tidak, ucapanmu tidak salah. Aku Shojo” ucapnya lalu memberikan jabatan tangan.
“ shojo… senang bertemu denganmu dan sekali lagi trima kasih telah menolongku. Kau orang jepang pertama yang kenal secara langsung”
“ tentu saja, kaukan baru saja tiba tadi malam”
“ hehehe….oya, apa kau tinggal dengan orang tuamu?” Tanya chiwa.
“ orang tua? Aku sudah meninggalkan rumah sejak umurku 18 tahun”
“ de, dlapan belas tahun? Muda sekali… apa orang tuamu tidak mencarimu? Aku saja sampai sekarang masih tinggal dengan orangtuaku”
“ itu sudah menjadi kebiasaan disini. Anak yang sudah diatas 17 tahun sudah dianggap mandiri dan harus menghidupi sendiri kebutuhan hidupnya. Mereka harus mencari kerja dan mencari tempat tinggal sendiri. Apa negaramu tidak seperti itu? Pantas saja kamu cengeng”
“ a, apa? Jangan sembarangan bicara ya. Walalupun begitu aku pandai memasak tahu. Aku juga sudah buka usaha kecil-kecillan dan cukup untuk menghidupi kebutuhanku sendiri. Menjadi mandirikan tidak harus berpisah dengan orangtua” balasku.
“ jadi, sekarag kau tinggal sendirian?” kaget Chiwa setelah menyadarinya.
“ begitulah…” jawaban yang begitu singkat dan jelas.
B us akhirnya  berhenti. Shojo lalu mengajak chiwa turun bersamanya. Dia lalu berjalan beberapa blok dari halte lalu tiba disuatu gedung bertingkat. Mereka masuk, menaiki lift menuju lantai 4. Selama didalam lift mereka tidak melakukan percakapan sedikitpun. Chiwa juga bingung harus memulai permbicaraan darimana jadi dia putuskan untuk diam saja. 
Setelah pintu lift termelewati buka, mereka berjalan melewati lorong yang penuh dengan pintu disetiap dindingnya. Sampai akhirnya  mereka tiba didepan pintu yang terletak diujung lorong yang bertuliskan 109.
“ wah, nomor kamarmu seperti nama mall yang terkenal dishibuya. Lucu ya!” respon chiwa setelah membaca angka yg tertera didepan pintu. 
“benar juga, aku tidak pernah menyadarinya” ucap shojo yang sedang sibuk membuka pintu apartementnya. 
“ mari, silahkan masuk!” ucap shojo mempersilahkan tamu ceweknya ini masuk ke apartementnya. “ maaf jika….” Belum selesai shojo berbicara, chiwa langsung memotongnya dengan sebuah teriakkan. 
“ ya ampun… ini apartementmu?”
“ maaf jika sedikit berantakkan. Aku belum sempat membersihkan apartementku”
“ sedikit? Ini kau bilang sedikit? Ini sangat berantakkan. Sama berantakkannya dengan gudang dirumahku! Apa kemarin kau sedang buat pesta atau tidak pernah bersih-bersih selama seminggu?” tegurnya. Chiwa kemudian meletakkan Tas bawaannya di atas sebuah rak kecil dekat pintu kemudian memungut satu persatu bungkusan snack, kaleng bir dan tempat-tempat makanan instant yang berserakkan diatas meja ruang tv. 
“ hey, hey… hentikan! Siapa yang menyuruhmu membereskannya?” kagetnya lalu berusaha menghentikkan aksi chiwa.
“sudahlah…biarkan aku bereskan. Aku tidak bisa melihat rumah berantakkan seperti ini. Ya ampun, aku heran kenapa kau bisa bertahan tinggal disini dengan keadaan rumah yang semeraut seperti ini” ngomelnya sambil terus sibuk memungut sampah-sampah tersebut. 
Tapi suasana menjadi hening, shojo tidak merespon omelan chiwa. Chiwa lalu sadar kalau dia mungkin sudah kelewatan.

To be Continued....



“ mmm…sorry. A,aku gak bermaksud untuk.. ikut campur, tapi..."
" ya ya, terserah... Lagipula ini maumu sendiri, bukan aku yg memaksa!" katanya lalu melepas jas berwarna cream yg dipakainya dan meletaknya digantungan pakaian yg terletak disamping pintu kamarnya.
" iya'iya...oya! Kamar mandimu dimana?" tanya chiwa yang sepertinya akan berencana untuk mandi setelah menyelesaikan beres2.
" didapur, sebelah kiri!" jelasnya sambil menunjukkan arah dapur apartementnya. " aku kekamar dulu" lanjutnya.
"baiklah, sehabis beres2 akumau mandi dan... KKKrrruuuukkkk!" bunyi keroncong perut chiwa memenuhi seluruh ruangan. " aku lapar! hehe" ucapku yang Sudah menahan lapar sedari tadi.
Shojo terkejut mendengar bunyi aneh tersebut. Dia lalu kembali berjalan menuju pintu depan sambil mengenakan kembali jasnya " baiklah, akan kubelikan makanan. tunggu disini!"
" benarkah? Trima kasih!" jawab Chiwa.
tapi sebelum shojo menutup pintu.. " shojo, hati-hati!" ucap chiwa tersenyum dan melambaikan tangan.
Shojo tidak menjawab lalu menutup pintu perlahan.
" dasar, jawab apa kek, diaaammm trus..." ngomel chiwa sendiri lalu kembali menyapu.
---
" besok aku harus cepat menemukan alamat Nino. Tidak mungkin harus terus terjebak dengan orang asing ini. Meskipun shojo kelihatan baik tapi kemungkinan buruk bisa selalu sja datang. Semoga dia mau membantuku besok. Ya ampun.. aku belum memintanya untuk membantuku mencarikan alamat itu. Bagaiman kalau nanti dia tidak mau Dan membiarkan aku keluar mencarinya sendiri? aku harus menunggunya pulang" chiwa terus mengomel sendiri didalam kamar mandi sambil membilas rambutnya. Benar-benar cewek yg suka pesimis.
Tapi sewaktu shojo tiba...
" sudah tidur?" kagetnya setelah mendapati chiwa Sudah terlelap disofa ruang tamunya. Dia lalu melihat sekelilingnya dan mendapati apartementnya yang Sudah bersih seperti pertama dia membelinya.
 " wow, she really did it!" ucapnya kagum. Shojo lalu memasukkan makanan yg dibelinya kedalam lemari es. Dia lalu menuju kekamarnya, mandi lalu mengganti pakaiannya sementara dia membiarkan chiwa tidur dengan lelapnya di sofa tanpa diselimuti.
Tapi tentu saja seorang shojo yg cuek dan dingin ini masih memiliki rasa simpatik. Shojo lalu menghampiri Chiwa, melihat seorang cewek asing didepannya yg baru dikenalnya beberapa jam yg lalu. Beberapa kali dia berpikir " apa ini benar-benar terjadi?" karena ini terjadi terlalu cepat. Chiwa tidur dengan sangat lelap. Wajahnya sedikit tertutup dengan rambut hitam panjangnya. Shojo lalu menundukkan badan dan menyingkirkan helaian rambut diwajahnya sehingga dia dapat melihat kecantikkan chiwa. Tercium aroma shampo dari rambut chiwa yang masih lembap sehabis mandi. Bajunya juga Sudah diganti dengan baju yang baru saja dibelinya. Padahal rencananya dia baru akan memakainya jika Sudah pulang nanti.
Tiba-tiba shojo menyelipkan tangan kanannya dibawah leher chiwa dan tangan kirinya di lekukan tumit chiwa. Dia lalu mengangkatnya Dan membawanya menuju kekamar. Dia tidak mungkin membiarkan seorang cewek tidur disofa.

" I feel like flying, is it fly or someone just pull me up?" ucap chiwa dlm hati dan perlahan mulai membuka matanya dan mendapati shojo didepan matanya. Sontak saja dia langsung berteriak dan turun dari pelukkan shojo.
" what are you doing?" tanya chiwa dengan sedikit kesal karena seorang cowok yg baru dikenalnya baru saja menyentuhnya.
" what? I'm just gonna take you to the badroom"
" what? to the badroom? Your bad,room?"
" of course.. I can't..." shojo lalu terdiam setelah menyadari maksud pertanyaan chiwa. Chiwa tampak takut Dan sedikit menjauh dari shojo.
" no, no... I'm not mean it! you think that I will do something like 'that'?"
" apalagi kalau bukan?"
" jangan salah paham ya. aku hanya memindahkanmu kekamar karena tidak mungkin aku biarkan perempuan tidur disofa Dan juga karena diapartement ini hanya punya satu kamar tidur Dan itu adalah kamarku. Dan..aku tentu saja akan tidur disofa" jelasnya.
"ooo...sorry, I think you will, I'm sorry!" chiwa sedikit lega mendengarnya. "mm thx for that, but u don't have to. I'm fine sleeping in the sofa, beside it's soft and comfort. Just like sleeping in the bad. So, u don't have to do that!"
" yes, I have to do this...you don't know how cool here in the midnight? So, you don't have to ignore it"
" shojo, I'm fine...I sleep in sofa, floor, kitchen, it's not a big deal for me. The important is I have a place to sleep than I sleep in outside there. I don't know what gonna happen to me if I'm not meet you"
sejenak mereka terdiam, tidak lawan dari shojo " ok, it's your choice. aku akan ambil selimut untukmu" shojo lalu masuk kedalam kamar sementara chiwa kembali kesofanya.
Tak lama shojo kembali sambil membawa sebuah blanket yg begitu tebal Dan berbulu.
" thanks" chiwa menerimanya dengan senang hati.
" yakin masih mau tidur disini?"
Chiwa mengangguk yakin. " Sudah sana tidur" pinta chiwa sambil mendorong shojo untuk segera masuk kedlm kamarnya.
" kalau mau butuh sesuatu, ketuk saja pintunya" ucap shojo sambil menunjuk pintu kamarnya.
" ok, good night!" chiwa lalu berbaring Dan menutup mata.
Shojo lalu berjalan menuju kamarnya.


'2nd DAY'
Tit,tit,tit,tit... alarm shojo berbunyi. Pertanda hari yg baru akan segera dimulai. Yup, semakin baru dengan kehadiran seorang wanita didalam rumahnya. Kali ini kesunyian tidak menghampirinya Dan...
" smells good!" ucapnya setelah mencium aroma masakan yg masuk Dr hidungnya. Dia tidak tahu apa yang sedang dilakukan chiwa tapi dia harus mengetahuinya. 
---
" hay, good morning...u'um, sebelumnya akц minta maaf tidak menanyakannya kpdmu. akц   mengambil beberapa bahan makanan yang untung akц dapat di tumpukan mie instant dalam kulkas. akц sangat terkejut melihat mereka sebanyak itu. Apa selama ini yg ĸαΰ makan hanya mie instant? Jika ibuku melihatnya, dia pasti akan langsung membuangnya. Makanan instant tidak baik untuk kesehatan" ucapan selamat pagi yang panjang menjadi pembuka pertemuan shojo Dan chiwa pagi ini.
" well, bdw.. akц tidak tahu ĸαu biasa sarapan jam brapa. Jadi aku masak saja. Aku juga sangat lapar karena tadi malam aku belum makan karena Sudah tertidur sebelum ĸαu pulang. Tapi lebih baik ĸαu sarapan sekarang karna mumpung makanannya masih hangat. Ayo!" lanjutnya.
Shojo lalu menghampiri chiwa di meja makan. Terlihat diatas meja telah tersedia sepiring makanan yg Sama sekali tidak diketahui oleh shojo nama Dan rasa dari makanan tersebut. Tapi bau yang enak mulai tercium dari masakan tersebut. Shojo lalu duduk Dan memandang sejenak makanan asing didepannya. 
" well, aku dapat telur, bawang dan daging di kulkas dan untungnya ĸαmΰ punya beras"
" makanan apa ini?" 
" fried rice. In our language its called nasi goreng. This is my favorite food and famous food in my country, Indonesia. Try it. Its so delicious and perfect food for breakfast"
Karena makanan ini berbau lezat, tidak ada salahnya bagi shojo untuk mencoba. Shojo lalu mengambil sesendok Dan memasukkannya kedalam mulut perlahan-lahan. 
" gimana, enak?" tanyanya.
" enak... Rasanya enak" 
" kebuktikkan kalau aku jago masak?"  
Shojo hanya mengangguk sambil terus mengisi mulutnya dengan nasi goreng. 
" jadi kamu dari Indonesia?" 
" yup" jawab chiwa yang juga ingin memulai untuk menyantap makanan buatannya.
Shojo yg melihatnya lalu teringat dengan makanan yg dibelinya tadi malam. " oya, apa makanan yg akubeli tadi malam udah kamu makan?" 
Chiwa yg baru saja ingin memasukkan sesendok kedalam mulutnya berhenti " apa? Makanan? Tidak!"
"aku menaruhnya di kulkas, ĸαmΰ tidak lihat?" tanyanya.
" oya? akutidak melihatnya" ucap chiwa lalu menghampiri kulkas untuk mengambil makanan yg dimaksud. "apa yang ini?" tanyanya sambil menenteng sebuah tas plastik berwarna putih bening dengan sebuah logo restaurant didepannya. 
" hmm.. Kelihatannya enak!" ujar chiwa setelah melihat isi makanannya. 
" namanya .... Kalau ĸαmΰ mau memakannya, panaskan saja di microwave" 
" microwave? Maksudmu ini?" tanya chiwa sambil menunjuk sebuah microwave kecil yang terletak dimeja dapur dengan tombol2 kecil yg bertuliskan huruf kanji. Chiwa baru pertama kali melihat barang ini, apalagi menggunakannya.
" bagaimana caranya?" 
" ĸαmΰ tidak tahu?"
" ya, akubaru kali ini melihatnya. Lagipula semuanya ditulis dengan huruf kanji. Mana aku tahu?" 
" sini, biar akusaja" shojo kemudian mengambil makanan tersebut. Meletakkannya disebuah piring yg sepertinya khusus dipakai untuk microwave itu. Lalu menekan beberapa tombol disamping kanan microwave. 
" ooo...begitu ya cara kerjanya?” kagum chiwa yang baru pertama kali melihat benda pemanas makanan ini. 
dasar” ujar shojo dalam hati. 
Sewaktu mereka kembali, shojo melanjutkan pertanyaannya “ jadi kamu berasal dari Indonesia ya? Apa itu di India? Aku tidak pernah mendengar nama negara itu sebelumnya” ujar shojo yang kembali duduk sambil menikmati secangkir kopi yang dihidangka chiwa sebelumnya.
“ India? Apa seburuk Itu indonesia sampe orang luar negeri saja tidak mengenalnya?  Indonesia masih di benua Asia kok, tapi bukan di India...letaknya itu kalo di peta antara malaysia dengan benua Australia. Ituloh yang ada Pulau Balinya. Pulau paling terkenal didunia” jelas Chiwa mendetail.
“ Bali?? Aku pernah dengar nama itu. Yang terkenal dengan pantainya yang indah?” 
“ iya, iya..yang itu”
“ ooo... jadi kau tinggal disana juga?”
“ ya enggaklah...aku tinggalnya di jakarta, ibukota Indonesia. Gak kalah terkenalnya sih sama bali, tapi semeraut! Hehe, namanya juga ibukota” gumamnya.
“ seperti tokyo?”
“ dibading ama tokyo, jakarta lebih semeraut lagi. Mulai dari lalu lintasnya, pengamen, anak jalanan, orang suka buang sampah sembarangan. Pokoknya gak teratur banget deh. masyarakatnya pada gak nurut semua”
“ termasuk kamu?”
“ enggak dong. Aku tuh salah satu rakyat yang dengar-dengaran” 
“ ya,ya..terserah!”
“skrg aku dong yg balik nanya. Bolehkan?”
“ tanya apa?”
“ apa kamu gak kesepian tinggal sendirian di apartement yang besar ini?” tanya chiwa dengan serius.
Shojo sedikit heran dengan pertanyaannya yang begitu pribadi. “ gak tuh. Sudah biasa” 
“ pria umumnya emang begitu. Trus, masalah mie instant itu, apa yang kau makan hanya itu doang?”
Shojo hanya mengangguk diam. “ tidak sering juga aku memakannya, biasanya ada teman yang mengajak makan siang dan malam diluar. itu hanya sebagai makanan tambahan aja”
“ mendingan gak usah makan deh. Itu gak baik loh ama kesehatan. Nanti cepat terserang penyakit”
“ iya, iya...dasar bawel. kau sudah mengucapkan hal itu tadi. Emangnya kau ini ibuku,apa?” tegur shojo tiba-tiba karna sudah tidak tahan dengar teguran2 chiwa.
“ a, akukan hanya memberi saran. memangnya tidak boleh?” 
" mm...trus kamu skarang kerja atau kuliah?" tanya chiwa yang penasaran.
shojo lalu mengangkat kepalanya " kerja!"
" oo, di perusahaan mana swasta atau negara?"
" swasta?
" namanya?"
"  Furnitures and Design"
" kerjanya apa?"

" merancang ruang tamu dan sekaligus merancang furniture didalamnya. seperti meja, sofa, hiasan lampu, dekorasi dinding, dsb"
" oo..menarik juga. aku baru dengar perusahaan yang seperti itu. lalu kau disana punya jabatan apa?" tanyanya dengan spontan.
shojo yang baru saja ingin menyuapi sesendok nasi goreng kemulutnya tiba-tiba terdiam dan menatap chiwa.
" ke-kenapa? apa aku salah bicara? tidak boleh ya bertanya soal itu?"
" ti-tidak,tidak... aku...disana...bekerja sebagai....sebagai designer. yah designer!"
" oo, jadi kau yang merancang meja, sofa dan semua furniturenya? wah, keren! pantas saja apartementmu mempunyai interior dan rancangan yang unik. ternyata yang punya adalah seorang designer!" sahut chiwa sambil tersenyum lebar.
“ sudah jangan banyak tanya. Cepat kedapur, microwavenya udah bunyi tuh!” ucapnya.
Chiwa lalu berdiri dari tempat duduknya dan menuju dapur dengan wajah yang cemberut karna baru habis dimarahi oleh seorang cowok mentah-mentah. Setelah itu, merekapun sudah tidak bercakap-cakap lagi. Chiwa sibuk dengan menyantap sarapan dari makan malamnya sementara shojo sibuk mengotak-atik computernya. Tak lama berselang, shojo menengadah keatas melihat jam dinding yang berada didepannya. Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi artinya saat untuk kekantor.  Dia lalu mematikan computernya lalu berdiri dari kursi menuju kekamarnya. 
Chiwa yang penasaran lalu bertanya. “ kau mau keluar hari ini?”
“ aku mau kerja” ucapnya singkat.
“ mm...apa kau mau membantuku mencarikan alamat rumah pacara adikku?” 
“ iya, tapi sepulang kerja nanti. Bisakan?”
“ pulang kerja? Jam berapa?” 
“ sekitar jam 8 malam”
“ de, delapan malam??  Kalian kerja apa lembur sih? Aku tidak bisa menunggu selama itu. Apa tidak bisa siang ini? Oya, kaliankan pasti ada jam makan siang, kamu bisa minta izin sebentar saat itu. Bolehkan?’
“ gggeeeezzz... kau ini, merepotkan sekali!”
“ ayolah, please, please.....”
“ hhhiiikks, iya, iya...kau tunggu saja disini nanti jam 12 siang aku akan kemari dan membantumu mencarikan alamat rumahnya!”
“ benarkah?? Trima kasih...arigatou, arigatou!”
" lebih baik ĸαmΰ jangan dulu kemana-kemana sebelum aku kembali" 
" baiklah, tidak masalah!" 
Shojo lalu kembali berjalan menuju kamarnya. 
---
" begitu sepi!" ujar chiwa yang sedang duduk termenung disofa tempat tidurnya. Matanya kosong memandang kedepan. Sesekali menengok jam yg baru saja melewati setengah 12. 
30 menit lagi lamanya chiwa harus menunggu kedatangan shojo. Beberapa jam sebelumnya, chiwa mengisinya dengan beres2 apartement. tapi kali ini lebih teliti dari tadi malam, setiap inci dan sela-sela dari apartement ini dia bereskan.  Chiwa ingin membersihkan kamar shojo juga tapi setelah dicoba membukanya, ternyata pintu kamarnya dikunci. Chiwa lalu menengok kekoridor. Melihat pintu yang terbuat dari kaca, terlihat seperti jendela besar. Chiwa tertarik untuk melihatnya, dia lalu berjalan kesana.
" apa ini bisa dibuka?" tanyanya sendiri lalu mencobanya. Dan ternyata tidak terkunci. 
Chiwa lalu berjalan menelusuri koridor. pemandangan kota shinjukupun terhampar luas didepan mata. Begitu pemandangan yg sangat menawan gedung-gedung pencakar langit terlihat dari kejauhan. 
" wow...indahnya!" kagum Chiwa.
Mata chiwa lalu tertuju pada suatu tower yg menjulang tinggi tak jauh dari tempatnya. " apa itu Tokyo tower? Sepertinya iya...aduh.. aku  ingin kesana!" 
Sementara asik menikmati pemandangan Tokyo, telepon berdering... 
Chiwa agak ragu untuk mengangkat teleponnya. Dia khawatir jika nanti ada orang yg menanyakan shojo. Tapi jika tidak diangkat pasti teleponnya akan terus berdering. 
" ha, halo!??" sapanya. 
" hey, ini aku, Shojo!" jawab seseorang dengan suara rendah Dan kasarnya.
" oo, ĸαmΰ. aku pikir siapa!" leganya.
" apa ĸamΰ Sudah siap-siap? Sebentar lagi akusampai"
" oww..iya, iya, aku akan segera siap2" 
" aku tidak mau menunggu lagi setiba disana. Pokoknya, kamu Sudah siap sewaktu aku tiba!"
" iya, iya..akuakan segera ganti baju. Kalau begitu cepat tutup teleponnya. (Dasar darting( ucap chiwa dlm Bahasa Indonesia)"
" apa? Baiklah"
Tut'tut'tut...
" uuuhh.. Dasar! Emangnya gak bisa ngomong halus2??" ngomel chiwa sambil bergegas menuju kamar mandi untuk siap2 keluar.
***
Kali ini tidak ada dandanan special dari chiwa. Yang dikenakannya hanya jins Dan T-shirt putih yg dibelinya sebagai oleh2 dengan tulisan 'I love Japan'. Dan sebuah tas kecil yg dibawanya. Sementara penampilan yang sempurna tampak dari shojo dengan setelan baju kantornya, walaupun tidak menggunakan dasi, shojo tetap terlihat ganteng Dan berwibawa. Pasti semua cewek yg melihatnya akan tampak kagum Dan terpesona dengannya tapi jika mereka tahu kejelekkan dalam dirinya, pasti mendekatinyapun tidak mau. 
Perjalanan mereka harus ditempuh dengan kereta api cepat atau shinkansen. Ini pengalaman pertama chiwa menaiki kereta cepat yg terkenal ini. Begitu mengetahui kalau mereka akan menaiki shinkasen, chiwa begitu antusias Dan senyum terus menghias diwajahnya. 
" waw'jadi ini yang namanya shinkansen??hmmm.. Nyamannya..." 
Shojo hanya diam melihat tingkah chiwa yg begitu kampungan. 
" apa alamatnya jauh dari sini?"
" lumayan, setelah turun dari sini, kita hanya tinggal berjalan sedikit. Letaknya hanya dekat dari terrminal shinkansen" jelas shojo.
Chiwa hanya bisa mengangguk-angguk saja. " ngomong-ngomong, sekali lagi thanks ya! Shojo udah bantuin chiwa terlalu banyak. Chiwa jadi gak tau harus balas kayak apa! Thanks ya!" ucap chiwa dengan sungguh2 sambil memandang shojo disampingnya. 
***
Setibanya di daerah yg dituju..
" belok sini!" ujap shojo sehabis melihat tanda panah yg menunjukkan nama daerah yg tertera dialamat tersebut. Chiwa hanya bisa mengikuti instruksi saja. Dia Sama sekali tidak mengingat jalan menuju rumah shojo mungkin karena terlalu bersemangat jadi dia tidak bisa merekam apapun yg dia lewati. 
Setelah berjalan selam 10 menit Dan bertanya pada seseorang. Akhirnya alamat yg dicari ketemu juga. 
" ini dia! Nomor 35a" 
" apa benar ini alamatnya?" 
" tentu saja. Sesuai dengan yg ditulis disini" jawabnya sambil memberikan kertas tersebut kpd chiwa.
" benar.. Tapi kok?? Terlihat..." chiwa agak ragu dengan alamat rumah nino yg diberikan adiknya ini. Terlihat sedikit berbeda. Tapi tidak ada salahnya mencoba siapa tau ini beneran rumahnya. Chiwa lalu mendekati pagar rumah tersebut yg terbuat dari kayu Dan mulai mengetuk-ngetuk sambil memanggil nama Nino Dan adiknya. 
" kok gak ada yg bukain pintu. Apa gak kedengaran? Coba lebih kuat lagi. NINOoOO... IMEEE..." chiwa semakin mengeraskan volume suaranya Dan lebih kuat mengetuk pagarnya.
" cukup'cukup... Telingaku sakit mendengar ĸαmΰ berteriak. Apa begini Cara kalian bertamu dirumah orang? Harus teriak2?"
" ya memang seperti ini. Maumu bagaimana lagi?"
" bagaimana kalau menekan tombol bel ini?" ucapnya sambil menunjukkan sebuah tombol bulat berwarna merah Dan terdapat speaker kecil diatasnya. 
Chiwa sempat terkejut Dan menundukkan kepala. Setelah menyadari kebodohan yg dimilikinya. Shojo lalu menekan tombol tersebut. Dan setelah itu muncul suara seseorang dari balik speaker itu. Suara seorang ibu menyapa menggunakan Bahasa mereka. 
" itu pasti ibunya Nino. Sini biar aku saja yg bicara!" ucapnya. 
" ha, halo.. Ibu, apa ini ibu Nino? Ini akuChiwa, kakak Ime. Masih Ingatkan? Chiwa, Chiii..wa!" jelas chiwa pada speaker didepannya. 
Ibu itu lalu menjawabnya dengan Bahasa jepang Dan artikulasinya seperti mengatakan tidak mengerti yg diucapkan chiwa. Shojo yg mendengar ucapan ibu itu mulai curiga. Lalu mengambil alih pembicaraan. Mereka lalu mulai berbicara dalam Bahasa jepang yg Sama sekali tidak dimengerti chiwa. Dan sepertinya chiwa Sudah mulai merasakan ada yang tidak beres. sampai akhirnya shojo mengucapkan kata arigatou Dan bunyi biiip panjang menutup pembicaraan. 
" a, apa katanya? Apa yang kalian bicarakan? Kenapa dia tidak membuka gerbangnya?" chiwa mulai gelisah, sepertinya Hal buruk akan menimpanya lagi.
" aku bertanya apa ada pemuda bernama Nino tinggal disini. Tapi dia menjawab tidak ada yg namanya Nino tinggal disini. Semua anaknya perempuan" 
" a'apa? ĸαmΰ sedang tidak bercandakan? Coba tanya lagi, gak mungkin salah. Adikku gak mungkin kasih alamat yg salah" 
" gak mungkin ibu itu berbohong. Lagipula sepertinya dia kurang senang dengan kita yg membuang-buang waktunya" 
" ha? Tapi.. bagaimana? Lalu bagaimana denganku? aku harus...kyyaaaa!" teriak chiwa yg begitu kesal dengan nasibnya yg selalu sial. 
" Imeeee... Dasar bodoh, ceroboh, nyebelin..." kesalnya sambil merobek-robek kertas yg berisikan alamat tersebut. 
" hey, tenanglah!" ucap shojo mencoba menenangkan.
" bagaimana aku bisa tenang? Ini jalan satu2nya aku bisa pulang. Jika aku gak bisa bertemu dengan mereka. Selamanya aku akan tinggal dinegara ini. Kkyyaaa...kenapa aku bisa sesial ini sih?" chiwa kembali putus asa, sesekali dia mencoba tegar dengan menghapus airmatanya yg mulai perlahan keluar. 
---
" lalu, sekarang bagaimana?" tanya shojo sambil memberikan sebuah soda dingin yg dibelinya ditoko dekat taman. Shojo mengajak chiwa duduk disebuah taman didaerah tersebut. Mencoba menenangkan chiwa. 
" aku gak tahu. Sekarang aku tidak punya uang, tidak punya tempat menginap, bajupun tinggal seberapa. bagaimana aku bisa bertahan?" ucapnya lalu meneguk soda ditangannya. 
" bagaimana bisa adikmu salah memberikan alamat?"
" entahlah. Dia memang seperti itu. Begitu ceroboh, bodoh.. Plin plan., manja, malas...aku heran kenapa dia bisa mendapat pacar orang jepang dengan sikapnya yang begitu amburadul?"
" apa dia cantik?" tanya shojo.
" yahh..cantik sih cantik. Mungkin itu yg membuat nino tertarik. " wajah chiwa berubah menjadi lebih cemberut dari sebelumnya setelah membahas mengenai adiknya. 
" kenapa? Apa ĸαmΰ cemburu dengan adikmu?"
" a,apa?" 
" itu berarti ĸαmΰ belum punya pacar, iyakan?" tanyanya tiba-tiba. 
" a,apa katamu? Seenaknya saja mengatakan Hal itu"
" apalagi kalau bukan. Tidak mungkin wajahmu akan secemberut kalau bukan ĸαmΰ cemburu karena adikmu lebih dulu mendapatkan pacar dibanding denganmu, iyakan? Haha" ujar shojo menghina chiwa dengan tertawaannya.
" hhhaaagghh..diam!itu masalah pribadi, bukan urusanmu! Memangnya kamu juga udah punya pacar? Brani menghinaku seperti itu!"
" a,apa?"
" aaa..benarkan? Kamu juga pasti belum punya pacar, hahaha... Dasar payah, berani menghinaku padahal kamu juga Sama. Dasar!" senangnya chiwa yang bisa membalas. 
" diam, tidak lucu tau!"
" hahaha... Itu lucu tau!! Itu berarti kita Sama..hahaha" Canda chiwa. Tapi tiba-tiba chiwa menyadari ucapannya. Chiwa lalu terdiam lalu melihat shojo begitu juga shojo. Mereka baru sadar bahwa dua orang single tinggal bersama dalam satu atap. itu Hal yg tidak wajar.
Chiwa lalu termenung sejenak Dan mengambil keputusan. " um.. Setelah mengetahui keadaan kita masing-masing, sepertinya ada baiknya aku harus pindah. Yah, lebih baik aku pindah saja. Tidak baik jika kita tinggal...bersama-Sama! ĸαmΰ tau maksudkukan??" jelas chiwa.
Shojo hanya bisa diam terkejut mendengar keputusan chiwa. 
" sekarang juga aku akan mencari tempat penginapan lain sampai ªa̲̅kц  ) bertemu dengan mereka. Untung saja aku Sudah mem..." belum selesai chiwa bicara, shojo langsung memotong dengan teriakan. 
" apa ĸαmΰ ini memang bodoh??" teriaknya.
" bo,bodoh? Apa maksudmu?" 
" dengan uang apa ĸαmΰ mau menyewa kamar, makan, beli pakaian. Kamu ini kalau ngomong tidak berpikir dulu ya?" 
" ta,tapi mau bagaimana lagi? aku tidak enak denganmu, nanti ada orang yg bicara yg tidak2 jika kita tinggal bersama!" ucapku mencari alasan.
" orang2 siapa? Memangnya diapartementku ada yg tinggal selain aku? Tidak, pokoknya kamu pulang denganku sekarang" 
" ta,tapi kalau dinegaraku jika ketahuan akan dipenjara!" 
" dinegaraku, peraturan seperti itu tidak ada. Ayo!"  ucapnya lalu menggandeng tangan Chiwa menelusuri jalan. Chiwa tidak bisa menolaknya lagi. Tidak ada alasan lagi yg bisa diberikannya. 
-- 
Selama dalam shinkansen mereka diam, tidak ada yang mengeluarkan suara. tapi Shojo  masih menggenggam tangan chiwa. Chiwa ingin skali memberitahukan shojo untuk melepaskan tangannya, tapi mulutnya seperti direts Dan dikunci dengan gembok. Begitu sulit untuk dibuka. 
Tapi kemudian shojo menyadarinya lalu melepaskan genggamannya " ma,maaf!" 
Chiwa hanya bisa tersenyum. Setelah pembicaraan tadi, mereka tampak kaku satu dengan yg lain. Hingga sampai turun dari shinkasen mereka masih berdiam diri. Dari terminal mereka berjalan kaki menuju ke apartement shojo. Melewati pusat shinjuku yang begitu ramai seperti shibuya. Karena shinjuku juga merupakan salah satu pusat perbelanjaan di Tokyo. Dalam perjalanan chiwa teringat dengan pekerjaan shojo yg sebenarnya harus dia lanjutkan karena dia hanya mengambil izin keluar sewaktu makan siang. 
" o iya, apa ĸαmΰ tidak kembali kekantor? Kaukan hanya mengambil izin sewaktu makan siang"
" tidak. Lagipula ini Sudah malam. Sebentar lagi, kantor akan tutup!" 
" tapi apa bosmu tidak akan marah? Sebaiknya ĸαmΰ memberitahunya" 
Shojo hanya diam.
Tiba-tiba seseorang berteriak memanggil nama shojo dari kejauhan. Mereka sempat berhenti karena melihat beberapa orang yang berjalan menemui shojo. Merekapun mulai berbicara dlm Bahasa jepang. 
" wah, senang bertemu dengan Pak..." ucapan orang itu tiba-tiba berhenti setelah melihat tanda dari shojo. 
" oow, maksudku shojo." ucapnya sambil membungkuk Dan diikuti dengan teman-temannya. 
Dilihat dari penampilan mereka yg menggunakan kemeja Dan berdasi sepertinya mereka teman kantor Shojo. 
" Sama-Sama. Ngomong-ngomong kalian mau kemana? Apa kantor Sudah bubar?"
" iya, setengah jam yg lalu. Sekarang kami mau ke tempat karouke. Tatsugi akan mentraktrir kami untuk merayakan keberhasilannya menjadi pegawai teladan bulan ini" 
" oo... Baiklah, bersenang-senanglah"
" iya. Tapi ngomong-ngomong cewek ini siapa?" tanya cowok itu sambil tersenyum melihat chiwa yang diam-diam saja melihat mereka ngobrol. 
" oya, perkenalkan ini Chiwa." ucapnya kepada mereka. Mereka lalu memberi salam Dan berbicara dlm Bahasa jepang.
Chiwa tampak bingung. Shojo lalu membisik kepada chiwa kalau mereka sedang memperkenalkan diri. 
" Oo.. Hai, my name is Chiwa, nice to meet you!" balas chiwa sambil memberikan tangannya. 
Merekapun tampak terkejut bahwa ternyata cewek yg didepan mereka adalh orang asing.  Merekapun serentak menengok kearah shojo. " dia seorang tourist!"
Mereka malah lebih tampak bingung " d'dan juga teman saya..." 
" ooo... Halo, chiwa nice to meet you too!" ucap mereka serentak. 
" my name is kitetsu!" ucap seorang cowok lalu memberi jabatan tangan kepada chiwam. " my name is tatsugi" yang satunya melanjutkan. Begitu seterusnya sampai orang yg ke-5. Chiwa hanya bisa tersenyum-senyum sambil mengangguk. 
" baiklah, kami pergi dulu" ucap shojo yg mulai melangkahkan kakinya. 
" e, tunggu sebentar, bagaimana kalau kalian ikut dengan kami?" ujar tatsugi.
" o, maaf, lain kali saja. Kami sedang buru-buru jadi..." belum selesai shojo bicara, sseorang langsung menawarkannya kepada chiwa. 
" hey, chiwa. Would you like to join with us? We're going to karouke" ajaknya dengan ramah, teman2nya juga menyetujui dengan anggukan.
" karouke? With me? That's sounds great. I love karouke" chiwa menerimanya dgn senang hati. 
" really? So, come on!" dengan cepat dia menarik lengan chiwa untuk mengajaknya masuk ketempat karouke yg berada didepan mereka. Sontak saja chiwa langsung menghentikkan langkahnya.
" ooh, I can't go without shojo" ucapnya sambil menarik kembali lengannya. 
" maaf, bukan lancang, tapi ikutlah dengan kami. Kali ini saja. Temanmu ingin ikut. Diakan turis, Sudah seharusnya dia menikmati perjalanannya di jepang" bujuk Tatsugi. 
" ayolah, please..." chiwa ikut membujuk.
" baiklah!"
" assiikk!" sorak chiwa. 
Dan tanpa berlama-lama lagi mereka langsung mendorong chiwa Dan shojo masuk kedalam tempat karouke. chiwa memang senang menyanyi Dan sering kekarouke. Ini Sudah menjadi salah satu hobbynya. Untuk itu tawaran yg satu ini tidak mungkin ditolaknya. 
Mereka begitu bersenang-senang didalam ruangan karouke. Begitu banyak hidangan snack Dan minuman tersedia didepannya. Teman-teman shojopun begitu bersemangat bergembira Dan menyanyi. Biarpun ada beberapa yg suaranya tidak bagus tapi tetap saja mereka menikmatinya. Chiwa tampak cangung dengan keadaan seperti ini, baru kali ini chiwa melihat cowok-cowok jepang yg menghabiskan waktu pulang kerja dengan Kegiatan yg seperti ini. Mereka bahkan minum-minuman keras tanpa henti Dan teriak-teriak. Tidak ada yg akan melarang mereka karena minumannya sendiri dipesan dari tempat karouke tersebut. Begitu bebas dan lepas kontrol dari dugaan chiwa. Chiwa hanya bisa duduk diam Dan senyum palsu yg terus dikembangnya. 
" hey, misses chiwa. Why you so quiet? Here..drink this. The taste is good!" ucapnya sambil menghidangkan secangkir kecil minuman sake. Dan chiwa tau bahwa minuman itu yg membuat mereka mabuk.
" oo, no, no.. Thx. I can't drink that!" tolaknya.
" ooo, come on. You have to. How old are you? I know that you too much old to drink this. So weird if you never drink this thing.  Come on, its not too strange! Try" bujuk cowok itu. 
Chiwa mendengar kalimat itu seperti ejekan baginya yg menganggap dirinya tidak bisa meminum minuman keras ini. akulalu menengok shojo apa dia akan mengizinkan atau tidak. Dan sepertinya dia tidak terlalu perduli.
" ok, give me that!" chiwa memberanika diri untuk meminumnya. 
" hmmmp, mereka kira aku gak bisa minum Apa?" kesalnya dlm hati.
Cangkir Sudah dipegangnya, tatapannya terus melihat genangan air didalam cangkir tersebut yg berwarna bening seperti air putih. Sementara cowok tersebut memanggil teman-temannya untuk melihat pertunjukkan yg akan dibuat chiwa. 
" ok, ini hanya sebuah bir. Mungkin saja rasanya seperti green sand. Anggap saja ini air putih biasa. Sekali saja teguk Dan berhenti. Ayo chiwa, kamu pasti bisa" ucap chiwa dlm hati. 
Sementara cowok2 itu terus berteriak " drink, drink, drink..." Dan shojo hanya menonton saja. 
" ok, here we go" chiwa dengan cepat meneguk minuman tersebut Dan menelannya dengan cepat. 


Tiba-tiba sebuah sorakkan langsung menggema diruangan tersebut. Semua bertepuk tangan Dan tertawa sambil mengajukkan jempol kpd chiwa. Tindakan yg begitu aneh. 


Namun setelah minuman itu masuk kedalam tenggorokannya, rasa yg begitu tajam masuk sampai kehidungnya. Perlahan-lahan rasa panas mulai muncul dikerongkongan dan dadanya. Rasanya betul-betul tidak enak. 
"kyyyaaa...rasanya mau muntah!" teriaknya dlm hati.   
Shojo mendekat ketelinga chiwa Dan berkata," selamat!" ucapnya meledek.
" terima kasih!" kesalnya.


Tapi lama-lama entah kenapa, rasa ingin minum lagi muncul. Seperti ingin minum Dan minum lagi. Cowok itu sekali lagi menawarkannya kepada chiwa Dan sekarang chiwa menerimanya dengan tangan terbuka.  mulai saat itu dia terus minum, minum Dan minum. Efek mabuk dari minuman mulai bereaksi. Chiwa Sudah mulai kacau Dan liar seperti cowok-cowok itu. Dia mulai tertawa-tawa aneh Dan sewaktu seseorang menyuruhnya menyanyi, dia menyanyi sambil menari tidak karuan. Benar-benar mabuk. Pengalaman Mabuk Chiwa untuk pertama kalinya.